Senin, 04 Januari 2010

Kesetaraan Jender Ciptakan Eksploitasi Terhadap Perempuan

Kesetaraan Jender Ternyata Ciptakan Eksploitasi Terhadap Perempuan
Rabu, 1 Juli 2009 03:52 WIB | Peristiwa | Umum | Dibaca 442 kali
(ANTARA/Jefri Aries/ss/ama)
Jayapura (ANTARA News) - Pemerhati Masalah Perempuan, Asri Supatmiati di Jayapura, Rabu menyatakan, gagasan kesetaraan jender yang saat ini banyak diusung kaum feminis ternyata hanya menciptakan jalan untuk mengeksploitasi para perempuan.
"Para feminis ini menghendaki agar kaum perempuan diberi hak-hak yang setara dengan laki-laki dengan menghilangkan diskriminasi," ujarnya.
Selanjutnya dia menjelaskan, para feminis menganggap kewajiban para perempuan di dalam kehidupan rumah tangga sebagai beban yang menghambat kemandirian sehingga harus disingkirkan walaupun dengan cara mereduksi nilai-nilai budaya dan agama. Misalnya peran sebagai ibu untuk mengandung, menyusui, mendidik anak dan mengatur urusan rumah tangga.
Sementara itu, sistem kehidupan kapitalisme yang saat ini diterapkan hampir di seluruh bidang kehidupan masyarakat, menuntut para perempuan juga harus mampu menghasilkan materi sebagai perwujudan eksistensi dan aktualisasi diri mereka di ranah publik.
Akibatnya, perempuan yang berusaha menunjukkan jati dirinya di dunia kerja yang pekat dengan nilai-nilai kapitalisme dengan meninggalkan kehidupan domestik justru terjebak dalam sistem kehidupan ini sehingga memurukkan harkat dan martabatnya.
"Para perempuan ini, antara sadar dan tidak, menjadi ujung tombak dalam sistem ekonomi kapitalisme. Jadi model, sales promotion girl, public relation sampai profesi sebagai pelobi hampir selalu berada di pundak mereka untuk mendatangkan pundi-pundi rupiah," tandas Asri.
Di sisi lain, perempuan terdidik yang berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi, tidak luput dari lingkaran eksploitasi. Menurut Asri, tenaga dan pikiran mereka diperas habis-habisan untuk menggerakkan roda-roda perekonomian dengan lebih banyak menghabiskan waktu di gedung-gedung perkantoran daripada di rumah.
Bahkan, eksistensi perempuan di ranah publik kapitelisme justru semakin mendudukkan posisi mereka dalam kubangan libido laki-laki yang tidak punya benteng iman dan takwa.
Oleh karena itu, Asri menegaskan gagasan kesetaraan jender adalah racun bagi kaum perempuan sendiri.
Gagasan yang berasal dari dunia barat ini, bukan merupakan jalan terbaik untuk mengentaskan persoalan perempuan.
Sebaliknya, menyetarakan posisi perempuan dan laki-laki menimbulkan persoalan baru bagi perempuan dan bahkan masyarakat pada umumnya. Seperti tingginya angka perceraian yang melahirkan orang tua tunggal, rendahnya angka natalitas, maraknya pelecehan seksual terhadap perempuan dan lain sebagainya.
"Masyarakat jangan tertipu dengan ide kesetaraan jender, jika ingin menyelamatkan generasi dan bangsa dari kehancuran," tegas Asri.(*)
Komentar Pembaca
Setuju...dalam posisi sebagai manusia, wanita sama seperti laki-laki memiliki hak dan kewajiban yang sama, berhak mendapat pendidikan misalnya. Namun dari sisi fisik, jelas wanita tidak sama dengan pria sehingga hak dan kewajibannya pun tidak sama. Kalo mau menempatkan wanita pada posisi yang tepat, ya tidak dengan menyamaratakan dengan pria. karena memang tidak semuanya sama.
Pengamat 01/07/09 12:07
anda benar, kalau wanita sudah tidak punya malu lagi, biarlah dia berbuat semaunya, nasehat tidak akan mempan dan hanya akan jadi olok-olokan atau tuduhan negatif, toh masing-masing akan mengetahui bagaimana kesudahan hidupnya, orang yang bahagia adalah yang mau mengambil pelajaran dari orang lain.
Abdullah 02/07/09 08:12
Islam telah menempatkan wanita sesuai dengan fitrohnya, antara hak dan kewajiban, dan jauh dari eksploitasi.
Ahmad 03/07/09 09:03

o Michael Jackson, Islam dan Timur Tengah

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Alhamdulillah, Syarikat Islam sekarang mulai bangkit,dan kritis terhadap permasalahan ummat dan bangsa,
Frm : Ayi Setiadi
Pemuda Muslimin Indonesia Kab. Bandung