Sabtu, 26 September 2009

VISI, MISI DAN FORMAT POLITIK ISLAM (1.Iftitah)

MENUJU KESATUAN
VISI, MISI DAN FORMAT POLITIK ISLAM
Oleh: Djauhari Syamsuddin

1. IFTITAH
Segala puji bagi Allah yang mencipta, mengatur dan mengawasi serta mengembalikan kepada Nya seluruh alam semesta. Salawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Rasulullah, Rasul dan Nabi terakhir hingga akhir zaman dan kepada keluarganya, kepada para sahabatnya dan kepada para penerus risalahnya yang senantiasa istiqamah.
Bahwa sesungguhnya, kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara adalah sunnatullah, yang merupakan proses serta wadah peradaban manusia dari zaman ke zaman.
Oleh karenanya, hasrat untuk hidup bersama dalam negara dan berpemerintahan, senantiasa menggugah dan menggerakkan hati nurani, akal dan budi manusia untuk menghimpun kearifan demi tercapainya kemerdekaan, perdamaian dan keadilan sosial yang makin sempurna.
Kemerdekaan bangsa Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah hasil perjuangan panjang bangsa Indonesia melawan penjajahan kaum kolonial yang kapitalis imperialis, dimana umat Islam dengan ideologinya merupakan pilar utama perjuangan itu. Perjuangan yang mengandung cita cita bahwa bangsa Indonesia ingin hidup dalam keadaan merdeka, memiliki rasa aman dan perlakuan yang adil serta sejahtera lahir dan bathin dalam tuntunan dan rahmat serta ridha Allah SWT.
Perjalanan sejarah dan politik bangsa Indonesia mengisi kemerdekaan selama lebih dari 60 tahun sangat terasa bahwa landasan dan prakteknya banyak yang tidak sesuai dengan landasan perjuangan kemerdekaan, telah membiaskan tujuan yang menjadi harapan cita cita perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia itu.
Kapitalisme dan imperialisme yang melakukan operasi dengan teknologi dan strategi modern (new imperialism) tetap mendapat kesempatan berkembang dan mencengkramkan kukunya di bumi Indonesia.
Gerakan eksploitasi dan eksplorasi dunia yang dijalankan oleh kaum kapitalisme dan imperialisme modern yang diberi kesempatan hidup dalam sistem politik Indonesia telah melengkapi dirinya dengan gerakan ideologi “sistem kehidupan bebas nilai”, yaitu sistem kehidupan yang tidak mendasarkan kegiatan dan jalan hidupnya kepada nilai nilai transendental atau nilai nilai wahyu. Sekularisme yang mereka introdusir adalah merupakan langkah pendahulu dari sistem kehidupan bebas nilai. Intervensi dan penetrasinya dilakukan melalui transformasi budaya dan ekonomi serta infiltrasi teknologi komunikasi dan media informasi.
Ini adalah gerakan penjajahan multi dimensi yang berskala besar dan luas serta cangih yang tidak mudah dipantau dan diantisipasi dengan pikiran dan usaha yang sederhana yang diarahkan kepada Indonesia yang kaya dengan sumber kehidupan.
Pendangkalan aqidah umat Islam dan perusakan moral bangsa adalah sasaran tembak pertama dari gerakan ideologi sistem kehidupan bebas nilai yang dijalankan kaum kapitalisme dan inperialisme disamping usahanya memecah belah umat Islam dan bangsa Indoesia dalam kelompok kelompok pemikiran dan klas klas kehidupan.
Usaha politik pecah belah (devide et impera) ini telah berhasil menjadikan ummat Islam Indonesia terkotak kotak dan terpecah belah dalam firkah firkah politik dan golongan golongan, terbawa secara tidak sadar dalam arus idelogi sistem kehidupan bebas nilai. Hal ini telah menyebabkan kekuatan politik ummat Islam menjadi lemah dan sangat mudah untuk diadu domba dan diintervensi oleh musuh musuh Islam sehingga menjauhkan ummat islam dari ideologinya.
Target pertama gerakan ini adalah untuk menimbulkan keragu raguan dalam jumlah besar ummat Islam Indonesia terhadap kebenaran dan kesempurnaan sistem Islam untuk mengatur masyarakat, bangsa dan negara, dan pada gilirannya akan melenyapkan cita-cita ummat Islam Indonesia untuk mewujudkan sistem kemasyarakatan Islam itu dari bumi Indonesia tercinta yang mayoritas penduduknya umat Islam.
Kewaspadaan dini para tokoh dan pemimpin umat Islam terhadap gerakan besar ini adalah merupakan taruhan masa depan umat Islam dan bangsa Indonesia.
Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh adalah peribahasa peringatan keras dari simpul ayat suci Al Qur’an surat ‘Ali Imran 103 sampai 105, As Suura 13, Al An’am 159 dan Al Anfal 73 yang para pemimpin umat Islam pada saat ini mengabaikan, sehingga tidak ada kekuatan umat Islam untuk dapat mencegah, membuat dan menegakkan aturan aturan yang dapat memelihara sistem kehidupan masyarakat, bangsa dan negara sesuai ajaran Islam. Keadaan dan situasi telah terkontaminasi dengan sistem yang memberi peluang legalnya berbagai kemungkaran dan kebathilan seperti porno grafi, porno aksi, perjudian, dan sebagainya.
Umat Islam Indonesia memerlukan satu kesatuan visi dan misi tentang politik dan kemasyarakatan Islam secara tekstual, sebagai penjabaran simpul ayat Al Qur’an tentang persatuan dan kesatuan umat, sehingga dapat menjadi pegangan dan rujukan umat Islam dalam menjaga dan memelihara persatuan dan kesatuan bermasyarakat, berbangasa dan bernegara.
Fungsi Pancasila sebagai suatu kesepakatan nasional dalam etika yang kokoh kuat memelihara pergaulan hidup berbangsa dan bernegara yang pernah dan sering diselewengkan, perlu dikembalikan dan dipelihara pada proporsi yang seharusnya sehingga tidak digunakan sebagai alat yang dapat diperpolitisir untuk meredusir dan mendangkalkan aqidah dan pemahaman ummat Islam Indonesia tentang sistem kehidupan politik dan kemasyarakatan Islam yang diyakini dengan seyakin yakinya mampu beradaptasi dengan segala golongan penduduk yang beragam suku ras dan agama.
Sehubungan dengan hal tersebut dan untuk menghidari usaha usaha adu domba dan pecah belah umat Islam perlu kiranya umat Islam memahami dan berpegang teguh pada visi dan misi bersama untuk senantiasa mengedepankan dan memelihara titik titik persamaan dan mengesampingkan titik titik perbedaan.
Diatas titik titik persamaan yang disusun, ditulis dan diratifikasi itulah Umat Islam membangun kekuatan untuk membangun Indonesia masa depan sebagaimana yang dicita citakan oleh para perintis kemerdekaan yang tertuang dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945 dan dalam usaha mewujudkan suatu dunia islam yang sesungguhnya.

Tidak ada komentar: